Entri Populer

Jumat, 18 Mei 2012

:: T T M [ Ta'aruf Tapi Mesra ] ::








” Assalamualaikum ukhti, jangan lupa makan ya? ana nggak mau kalau nanti jadi istri ana, ukhti kena sakit maag atau kurusan.”

SMS dikirim..
SMS diterima..

“Wa’alaikumsalam akhi, iya akhi. Insyaallah ana nggak telat makan. Makasih banget ya,
 masih ta’aruf aja udah diperhatikan seperti ini apalagi nanti kalau jadi istri akhi, pasti jadi wanita paling bahagia.



WoW.. PEDE aja gitu, SMS an dengan kata mesra yang bergejolak-jolak bawa kata-kata islami untuk menghalalkan ragam kemesraan.

Tak mudah memang menutupi rasa yang seharusnya tak terungkapkan begitu saja, tak diumbar begitu mudah. Seperti cinta yang tak pernah ada harganya, layaknya para pemuja cinta yang sudah kehilangan kendali bahkan telah hilang dalam mengenali bagaimana rasanya cinta.

Para pejuang cinta yang tidak mengenal cinta karena terlalu sering mengumbar cinta, bahkan agar terkesan islami untuk menutupi keinginan “pacaran” banyak yang menggunakan kata ta’aruf, namun sayangnya didalamnya tak jauh berbeda dengan kemaksiatan yang sudah terencana.

Bukankah  para pemulung yang biasa bekerja di tempat sampah sudah begitu terbiasa dengan bau sampah, begitupula maksiat, orang yang biasa berkecimpung dengan baunya maksiat, sudah tidak sadar lagi bahkan tidak terganggu justru ditutupi dengan gaya islami.
Seakan-akan ta’aruf adalah penghalalan sebuah hubungan lawan jenis, bisa mesra-mesraan, bisa sayang-sayang. Aduh Sobat, apa kata akhirat kalau seperti ini terus?

Potret remaja masa kini, dilarang pacaran larinya ke ta’aruf, tapi setelah ta’aruf sama saja ketika berpacaran. Lantas apanya yang mau di syar’i kan kalau kelakuannya sama saja, tidak mengenal batasan dalam berbicara meski dengan dalih ta’aruf.

Apakah telah hilang rasa malu di dunia ini sehingga banyak manusia yang sudah tidak berpikir dengan akal sehat? karena merasa bahwa yang mereka perbuat adalah hal yang benar asal membawa nama agama, nah lho padahal dengan membawa nama agama tapi didalamnya jauh dari apa yang di ajarkan, berarti sudah hilang akal sehatnya, iya apa iya?
Sahabat BMB, bukan maksud ingin menggurui, bukan maksud ingin mencampuri kesenangan kalian, tapi bukankah saya sebagai seorang saudara wajib untuk saling mengingatkan dalam kebenaran?

Ta’aruf bukanlah pacaran yang dengannya kita jadi boleh bermesraan, bahkan setelah khitbahpun yang sudah mendekati fase pernikahan pun masih tidak dibolehkan untuk bermesra-mesraan lewat media manapun, apalagi baru sebatas ta’aruf. Bukankah islam sudah mengatur ta’aruf syari yang bila dilakukan harus ada wali yang mendampingi.

Mari perbaiki diri kita, agar kita dijauhkan dari sifat-sifat jahil. Bukankah wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik pula? Tetaplah berjalan dalam koridor syariat agar Allah selalu meridhoi langkah kita...

Selasa, 15 Mei 2012

:: TIPUAN SYAITAN TERHADAP ORANG YANG BERTAUBAT ::







Taubat bisa merubah kemaksiatan menjadi pahala. Taubat juga menjadi sarana meraih cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karenanya Allah perintahkan taubat kepada hamba-hamba-Nya.

Sesungguhnya syetan tidak suka jika manusia mendapat cinta dan ridla Rabb-nya. Dia berusaha menjerumuskan mereka ke dalam kemaksiatan, tindakan keji, dan berkata tentang Allah tanpa ilmu. Harapannya, agar mereka menjadi temannya di neraka yang menyala-nyala.

Begitu juga terhadap orang yang sudah terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan dan ingin keluar darinya, Syetan tidak pernah tinggal diam. Dia menggunakan berbagai cara tipu muslihat dan talbis agar mereka tetap dalam lembah maksiat. Terkadang syetan menggoda dengan menanamkan perasaan bahwa dirinya sangat kotor, dosanya bertumpuk-tumpuk dan tak terampuni. Sesekali juga dengan membisikkan tipuan bahwa Allah Mahapenerima taubat dan Mahapengampun, kapan saja bertaubat Allah senantiasa membuka pintu-Nya. Akhirnya ia memandang mudah masalah taubat, menggampangkannya, dan menunda-nundanya sehinga ia tak pernah bertaubat karena ajal dahulu menjemput.

Berikut ini rincian godaan syetan agar menusia jauh dari taubat:

1.  Tazyin, yaitu syetan menghiasi (menjadikan indah) perbuatan maksiat yang dilakukannya, menjadikannya cinta kepada maksiat itu, menjauhkannya dari ketaatan dan menampakkan susah dan beratnya taubat.

2.  Talbis, yaitu syetan menipu manusia dengan menjadikan yang haram seperti halal, yang mungkar terlihat ma’ruf, batil seolah hak sehingga ia tidak akan keluar dari perbuatan tersebut.

3.  Taswif, yaitu menunda-nunda taubat sehingga maut menjemput. Cara mengobatinya dengan banyak mengingat kematian dan bencana. Misalnya: banyak anak-anak yang lebih dulu mati sebelum yang tua, yang sehat sebelum yang sakit.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اَللَّذَّاتِ: اَلْمَوْتِ
Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghilangkan kenikmatan, yaitu kematian.” (HR. At-Tirmidzi no. 2307; an Nasai 4/4; dan dishahihkan oleh Ibnu hibban)
. . syetan menghiasi (menjadikan indah) perbuatan maksiat yang dilakukannya, menjadikannya cinta kepada maksiat itu, . .
4.  Meremehkan maksiat. Syetan menggodanya dengan mengatakan; “dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang. Dia tidak akan menyiksamu dengan dosa ini.”

Ibnu Mas’ud radliyallah ‘anhu berkata:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ
Sesungguhnya seorang mukmin dalam melihat dosanya, seolah-olah ia berada di bawah gunung, yang takut akan menimpanya. Dan sungguh seorang fajir melihat dosanya seperti lalt yang hinggap di hidungnya, lalu ia berkata seperti ini, maka lalat itupun terbang.” (HR. Al-Bukhari no. 5833; al Tirmidzi no. 2421; Ahmad no. 3446)

Maknanya, dia menganggap remeh dosanya. Ia yakin dosanya tidak akan mendatangkan bahaya yang besar, sebagaimana ia meremehkan lalat. Sehingga ia merasa mudah menghilangkannya.
“Dosa-dosamu masih sedikit dibandingkan dosa orang lain. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang. Dia tidak akan menyiksamu dengan dosa ini,”
godaan syetan.
5.  Merasa sulit istiqamah dalam ketaatan setelah taubat. Sesungguhnya taubat menuntut keistiqamahan terhadap ketaatan, sedangkan istiqamah terasa amat berat bagi jiwa. Ketika rasa berat muncul, syetan membisikkan agar dia berputus asa, lalu meninggalkan ketaatan dan kembali melakukan kemaksiatan-kemaksiatan.

6.  Berputus asa, yaitu dengan menanamkan perasaan dosanya sudah terlalu banyak, sehingga rasa takutnya menutupi rasa raja’ (harap)-nya kepada ampunan dan rahmat Allah. Lalu syetan masuk dari pintu ini dan membisikkan bahwa dosanya tidak akan diampuni, taubatnya tidak akan diterima karena banyaknya dosa yang telah ia lakukan. Pada akhirnya, ia berputus asa dari Rahmat Allah. Dan rasa putus asa ini adalah dosa tersendiri yang menambah dosa yang telah lalu.

Cara mengatasinya, harus selalu mengingat luasnya rahmat Allah dan besar ampunan-Nya. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
Hai anak Adam, sungguh selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, Aku akan mengampunimu sebanyak apapun dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, kalau seandainya dosamu mencapai setinggi langit, kemudian engkau beristighfar kepada-Ku, akan aku ampuni dosamu dan aku tidak perduli. Hai anak Adam, sungguh kalau kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu dengan-Ku dalam kondisi tidak melakkan syirik, pasti aku akan mendatangkan ampunan sebanyak itu juga.” (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Lalu syetan masuk dari pintu ini dan membisikkan bahwa dosanya tidak akan diampuni, taubatnya tidak akan diterima karena banyaknya dosa yang telah ia lakukan.

7.  Tertipu dengan banyaknya pelaku maksiat (berserikat dengan pelaku kemaksiatan). Seperti orang yang bersama-sama melakukan perampokan, pencurian atau pembunuhan, lalu dihukum bersama-sama juga. Ia merasa dosa perbuatan itu akan dibagi dengan kelompoknya sehingga masing-masing mendapatkan bagian dosa yang sedikit.
Terkadang karena dosa ini dilakukan bersama-sama sehingga menimbulkan rasa bangga dengan dosa tersebut. Seperti korupsi bareng, mencuri bareng, menjarah bareng atau berzina bareng. Orang yang berbangga dengan perbuatan dosa sulit diharapkan bertaubat dan kesalahnnya tidak akan diampuni.

Orang yang berbangga dengan perbuatan dosa sulit diharapkan bertaubat dan kesalahnnya tidak akan diampuni.

Tanda taubat yang benar
1. Setelah bertaubat ia menjadi lebih baik.
2. Senantiasa merasa takut terhadap adzab atas maksiatnya. Sehingga diharapkan ketika ia wafat, datanglah Malaikat dan mengatakan:
أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu.(QS. Fushilat: 30)
3. Sangat menyesali perbuatan maksiat yang dilakukannya dan takut terhadap akibat buruk yang ditimbulkannya.


Hal-hal yang memotifasi taubat

1. Adanya perintah taubat dan anjuran menyegerakannya.
Firman Allah Ta’ala:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.(QS. Ali Imran: 133)
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.(QS. An-Nuur : 31)

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Allah Ta’ala membuka tangan-Nya pada malam hari untuk memberi taubat bagi pelaku dosa di siang hari, dan membuka tangan-Nya pada malam hari untuk memberi taubat bagi pelaku dosa di malam hari, sehingga matahari terbit dari arah barat.” (HR. Ahmad)

2. Mengetahui hubungannya dengan zaman
a.    Waktu adalah kehidupan
Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
يَا ابْنَ آدَمَ ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ مَجْمُوْعَةٌ ، كُلَّمَا مَضَى يَوْمٌ مَضَى بَعْضُكَ إِنَّمَا أَنْتَ بَيْنَ رَاحِلَتَيْنِ تُنْقِلاَنِكَ ، يُنْقِلُكَ اللَّيْلُ إِلَى النَّهَارِ وَيُنْقِلُكَ النَّهَارُ إِلَى اللَّيْلِ، حَتَّى يُسْلِمَانِكَ إِلَى الآخِرَةِ
Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau bagaikan kumpulan hari. Setiap berlalu satu hari berarti berlalu (hilang) pula sebagian (umur)-mu. Sesungguhnya kamu berada di antara dua tunggangan yang selalu memindahkanmu. Malam memindahkanmu ke siang dan siang memindahkanmu ke malam sehingga menyerahkanmu kepada akhirat.” (al Hilyah: 2/148)
Daud Ath Tha’i rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia, yang disinggahinya bergantian sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah. Berakhirnya safar boleh jadi dalam waktu dekat. Namun, perkara akhirat lebih segera daripada itu. Persiapkanlah perjalananmu (menuju negeri akhirat). Tunaikanlah kewajiban yang patut engkau tunaikan. Karena mungkin saja, perjalananmu akan berakhir dengan tiba-tiba.” (al Hilyah: 7/348)

b.    Pentingnya memanfaatkan waktu
Dari Ibnu Abbas radliyallah ‘anhu, bahwa Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi nasehat kepada seseorang:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْل خَمْس ، شَبَابك قَبْل هَرَمك ، وَصِحَّتك قَبْل سَقَمك ، وَغِنَاك قَبْل فَقْرك ، وَفَرَاغك قَبْل شُغْلك ، وَحَيَاتك قَبْل مَوْتك
Perhatikan lima perkara sebelum datang lima perkara: waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sempit (sibuk)mu, kayamu sebelum datang waktu miskinmu dan hidupmu sebelum datang waktu wafatmu.” (HR. Al Hakim dalam shahih-nya secara marfu’ dan diriwayatkan juga oleh Abdullah bin al Mubarak dalam al Zuhd dengan sanad shahih)
c.    Waktu yang berlalu tidak akan kembali

Yaitu dengan melakukan muhasabah diri dari waktu yang sudah dihabiskannya. Caranya dengan mengingat kesalahan dan dosa-dosanya yang telah lalu, supaya menimbulkan rasa tunduk dan hina di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga waktunya yang akan datang tidak seperti waktunya yang lalu.
Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau bagaikan kumpulan hari. Setiap berlalu satu hari berarti berlalu (hilang) pula sebagian (umur)-mu. . .

3.    Malu kepada Allah.
Yaitu dengan menyadari bahwa Allah telah melimpahkan kepadanya nikmat yang banyak, yang dengan itu ia malah bermaksiat dan tidak memenuhi hak-hak-Nya. Inilah yang terkandung dalam doa sayyidul istighfar.

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Ya Allah, Engkau adalah Tuhan-ku, tiada sesembahan yang hak kecuali Engkau, Yang telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas ikatan dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan buruk yang kuperbuat. Aku mengakui akan nikmat-Mu kepadaku, dan aku mengakui (banyaknya) dosaku terhadap-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau.” (HR. Al-Bukhari no. 6306)

4.    Mengingat kematian dan masa akan datang yang belum tentu kita menemuinya
Ibnu Umar rahimahullah berkata:
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ اَلصَّبَاحَ, وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ اَلْمَسَاءَ, وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِسَقَمِك, وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ.
Jika engkau berada di sore hari janganlah menunggu (berharap) pagi hari, dan jika engkau berada di pagi hari janganlah menunggu (berharap) sore hari.” (HR. Al-Bukhari no. 6416)

5.    Mengingat kondisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau adalah manusia yang telah diampuni dosa-dosanya, baik yang lalu maupun yang akan datang. Tapi, beliau senantiasa beristighfar kepada Allah Ta’ala. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya, sungguh aku sehari bertaubat / meminta ampun kepada-Nya sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim, no. 2702)
Dalam sabdanya yang lain:
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
Demi Allah, sungguh aku bertaubat dan beristighfar (meminta ampun) kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari, no. 6307)

6.    Berkawan atau bergaul dengan orang-orang baik / shalih.
Sesungguhnya seseorang berada di atas agama kawan dekatnya. Umar ibnul Khaththab rahimahullah menasehatkan: “Duduklah (bergaullah) bersama orang-orang yang suka taubat, sungguh mereka adalah orang yang lembut hatinya.
Muhammad bin Ka’ab Al-Quradli berkata:
اَلتَّوْبَةُ يَجْمَعُهَا أَرْبَعَةُ أَشْيَاءٍ : الاِسْتِغْفَارُ بِاللِّسَانِ، وَالإِقْلاَعُ بِالأَبْدَانِ، وَإِضْمَارُ تَرْكِ الْعُوْدِ بِالْجِنَانِ، وَمُهَاجَرَةُ سَيِّءِ الْإِخْوَانِ
Taubat terkumpul dalam empat perkara: istighfar dengan lisan, meninggalkan (perbuatan itu) dengan badannya, dan bertekad tidak akan mengulanginya dengan hati serta menjauhi kawan yang buruk.

Senin, 14 Mei 2012

:: SURAT CINTA UNTUK UKHTYNA DINERGRI SEBERANG ::




Bissmillahirrahmanirrahim, 
As salamu’alaykum warahmatullah wabarakatuhu,
Semoga ukhtana di sana dalam keadaan iman yang baik dan raga yang sehat.
Duhai Ukhtana, telah terdengar ke telinga kami isak tangis dan keluhan kalian disana, yang harus bekerja demi alasan yang kalian miliki masing-masing.

Sungguh teriris-iris hati kami ketika mendengar keluh kesah dan isak tangis akibat penderitaan yang kalian alami disana, oleh orang-orang yang tak berbelas kasih.
Duhai Ukhtana, tak ada hadiah yang dapat kami berikan saat ini untuk membuat kalian tersenyum, selain ucapan salam dan do’a dari kami, semoga Allah senantiasa menjaga kalian disana.

Duhai Ukhtana, berita-berita itu sungguh menyesakkan dada-dada kami, mulai dari diskriminasi, perintah melakukan yang haram, dilarangan ibadah, penyiksaan, pemerkosaan, hingga pembunuhan. Semua itu telah membakar hati kami dalam kobaran api ingin membalas, namun apa daya sebagian besar dari kami belum bisa berbuat banyak, dan yang mereka mampu berbuat bungkam dalam kesenangan yang fana. Allah Maha Mengetahui.

Duhai Ukhtana, kisah-kisah keteguhan dan perjuangan kalian di negeri seberang telah menjadi tetesan embun penyejuk hati-hati kami dan penyemangat kami. Sungguh mulia, kalian yang berada di tengah-tengah orang kafir namun tetap Istiqomah di jalan Allah.
Duhai Ukhtana, namun tak dipungkiri kami pun kecewa ketika mendengar banyak diantara kalian yang tak sabar dan lebih tunduk terhadap orang-orang kafir demi menyelamatkan dan memuaskan jiwa. Kami sedih, dan kami hanya bisa berdo’a untuk kalian saat ini, karena kami pun belum dapat membebaskan kalian dari tempat yang telah mengambil fitrah kalian sebagai Muslimah.

Duhai Ukhtana, bersabarlah barang sebentar, tetaplah istiqomah di jalan Allah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Duhai Ukhtana, ada kabar gembira untuk kalian, ada sekelompok dari saudara kita yang tengah berjuang di jalan Allah, berjuang menegakkan Syari’at Allah, yang hanya dengan Syari’at Allah para Muslimah akan terjaga dan ditempatkan di tempat yang mulia mendapatkan hak-haknya sebagai layaknya wanita. Maka berdo’alah untuk mereka duhai Ukhtana, agar Allah meneguhkan kaki-kaki mereka di jalan Allah.

Duhai Ukhtana, semoga serangkaian kata dalam surat cinta ini, dapat membuat kalian tersenyum dan tetap teguh dalam Islam walaupun harus tinggal di tengah-tengah orang kafir dan zalim.

Duhai Ukhtana, sesungguhnya takdir Allah tidak pernah salah, berprasangka baiklah kepada Allah, Allah Maha Adil, Allah Maha Bijaksana, Allah tidak akan membebani seseorang melebihi batas kemampuannya. Allah pasti akan membalas dengan hal yang lebih indah jika kalian tetap bersabar.

Kalian tidak pernah sendiri, Allah selalu menyertai kalian.
Kami mencintai kalian karena Allah…

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Alim-Imrah: 102)

Minggu, 13 Mei 2012

:: MUSLIMAH BERJILBAB...TAPI KOK ...?! ::




Hari ini saat saya membaca baca kiriman email yg telah lama sekali,tiba tiba saya tertarik membaca kembali "artikel" in.
menurut saya ini sangat menarik dan perlu wanita muslimah yang sudah berjilbab/pun belum,baik sekali membacanya.
Artikel ini tentang wanita berjilbab. Semoga artikel ini bisa merubah pandangan n tujuan awal kita dalam memakai jilbab. Yang semula memiliki tujuan hanya agar tampil lebih cantik dan anggun menjadi bertujuan untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Meski pendapat miring seputar jilbab harus ditepis, namun, ada juga fakta seputar muslimah berjilbab yang perlu kita jadikan bahan introspeksi. Sudahkah jilbab saya menambah keimanan dan memperbaiki akhlak pada diri saya?

1. Muslimah berjilbab “mojok” di tempat-tempat rekreasi.

Coba saja pergi ke tempat-tempat rekreasi, seperti kebun binatang, Kebun Raya Bogor, Taman Mini, dan lain-lain. Berapa banyak anda temukan muslimah berjilbab yang tengah “mojok” di sana-sini? Asyik bermesra, bergandeng tangan pula. Fenomena semakin meningkatnya kesadaran muslimah menutup aurat memang patut kita syukuri. Namun, semakin banyak pula muslimah berjilbab yang bergaul bebas dengan laki-laki yang bukan mahromnya merupakan kenyataan yang harus segera kita ubah.

2. Muslimah berjilbab bau dan dekil.

Memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh, terutama bila memakai bahan yang tidak menyerap keringat, akan menyebabkan keringat mengucur deras. Apalagi, bagi muslimah yang memang memiliki masalah dengan bau badan dan senang memakai ulang pakaiannya (terutama jilbab) sampai dua hari. Tak dapat dipungkiri, banyak muncul soal muslimah yang berjalan dengan menebar bau badan tak sedap. Bagaimana agar mensyiarkan kepribadian muslimah kita bila orang tak akan dekat dengan kita? Agar kenyamanan diri sendiri dan orang lain dapat terjaga sudah seharusnya kita wajib memperhatikan hal ini. Misalnya, dengan memperhatikan kebersihan pakaian dan mencegah munculnya bau badan dengan memakai bedak misalnya.

3. Muslimah berjilbab akhlaknya minus.

Sedikit cela pda muslimah berjilbab akan terbuka lebar di hadapan masyarakat. Seorang muslimah berjilbab yang judes akan dikomentari lebih tajam ketimbang wanita lain yang sama judesnya namun tak berjilbab. Minum sambil berdiri, tertawa cekakakan, suka berbohong, dan sebagainya. Jangan heran bila suatu saat malah ada yang berkata, pasti akan disorot. “Kamu pake jilbab tapi kok nggak feminin sih?”

Tak perlu risau dengan hal itu. Anggap saja kenyataan itu sebagai anugerah bagi perkembangan akhlak kita. Muslimah berjilbab memang selayaknya menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Semakin banyak peringatan dari orang lain, artinya semakin sayang masyarakat pada kita. Ingat saja satu hal, pada dasarnya mereka hanya ingin kita semua menjadi muslimah yang baik.

4. Muslimah berjilbab cenderung eksklusif dan sombong.

Boleh-boleh saja bersahabat dengan sesama muslimah pemakai jilbab. Tapi ingat, jangan lupakan wanita dan muslimah lainnya yang belum berjilbab. Janganlah merasa lebih mulia, lebih tahu, bahkan terkesan lebih memiliki surga dari orang lain. Bergaullah dengan baik, ramahlah pada semua orang, terutama sesama muslimah. Siapa tahu, karena bergaul dengan anda, muslimah lain yang belum berjilbab menjadi tertarik. Kalau sampai teman anda ada yang pakai jilbab karena (awalnya) tertarik dengan keramahan anda, subhanallah, pahalanya akan mengalir terus sampai sang teman ini meninggalkan dunia.